Selamat pagi teman-teman, sobat dan pembaca yang budiman. Semoga yang berkenan mampir di sini mendapat rizki yang melimpah dari-Nya. Berbicara mengenai rizki, mungkin sebagian dari Anda mengusahakan ‘tambahan’ rizki dengan memiliki usaha sampingan selain penghasilan rutin dari kantor. Atau mungkin Anda seorang entrepeneur sejati yang sukses di dunia bisnis. Ketika Anda melirik dunia maya sebagai media bisnis baru, mulailah Anda melakukan kegiatan online marketing, diantaranya membangun toko online, push online promo lewat social network (facebook, twitter, linkedin, dll), deploying promo via email dan iklan online, maupun melakukan SEO (Search Engine Optimation) agar website Anda selalu berada di halaman pertama Google. Nah, apa yang telah Anda lakukan termasuk dalam kategori B2C (Business to Customer), artinya Anda langsung membidik end user sebagai calon customer agar tertarik dengan bisnis Anda. Dalam kategori ini, Anda seakan-akan berhadapan langsung dengan calon customer, yang jika tertarik produk yang ditawarkan akan melakukan transaksi dengan Anda, dan sebaliknya jika kurang menarik calon customer akan berpindah ke website lain. Meng-online-kan bisnis offline Anda memang sedikit banyak akan menambah pendapatan usaha Anda. Betapa tidak, dengan pangsa pasar yang tidak terbatas (borderless), materi promosi bisnis Anda juga akan tertampil 24 jam di belahan dunia manapun (ubiquity). Tentunya untuk meraih keuntungan yang tinggi diperlukan strategi marketing yang jitu dan tepat sesuai pasar, dan tentu saja usaha yang serius dan tidak setengah-setengah. Disamping strategi B2C, berikut ini penulis akan mencoba memberikan ‘pandangan’ lain yang bisa jadi akan mampu mendongkrak omzet bisnis Anda berkali-kali lipat.
B2C vs B2B
Jika dalam B2C Anda akan head to head dengan end user, tidak demikian dalam B2B (Business to Business). Calon customer Anda tidak hanya end user, namun juga agen, distributor atau bahkan suplier. Nah, di sinilah letak potensi B2B. Target audience Anda menjadi lebih banyak, hingga diharapkan persentasi transaksi yang ‘nyantol’ ke bisnis Anda menjadi lebih besar. Berikut ilustrasi perbedaan B2C dengan B2B.
Dari hasil riset eloqua.com tren dunia bisnis online memang bergerak dari B2C ke B2B. Berdasarkan grafik di bawah, yang didapat dari Indeks Benchmark Revenue Eloqua (Eloqua’s Revenue Benchmark Index), tingkat rasio B2C versus B2B menunjukkan tren penurunan dari 4.3 di tahun 2008 menjadi hanya 1.7 di tahun 2011. Ini artinya indeks revenue B2C mengalami penurunan, sementara indeks revenue untuk B2B justru mencatatkan angka sebaliknya. Hal ini bisa juga diartikan bahwa perbandingan indeks revenue B2C adalah tinggal 1.7 kali B2B di tahun 2011 sekarang ini (B2C = 1.7 x B2B), dibandingkan dengan menunjukkan angka indeks revenue B2C sama dengan 4.3 kali B2B (B2C = 4.3 x B2B) di tahun 2008.
Dari data-data tersebut tren bisnis B2B tampaknya akan semakin berkembang pada beberapa tahun mendatang, bahkan bukan suatu hal yang mustahil dapat mengalahkan indeks revenue pada B2C.
Trend B2B dunia vs Indonesia
Ketika dunia melahirkan raksasa ekonomi baru, yakni Republik Rakyat Cina (RRC) di tahun 2003, dunia mencatat pertumbuhan ekonomi dua digit dari negara yang sebetulnya masih menganut paham komunis ini. Dengan cerdik, industri Cina memanfaatkan portal bisnis B2B untuk menunjang ekspansi produk-produk ‘Made in China’-nya ke seluruh dunia. Anda bisa tengok B2B market place Cina melalui alibaba.com, globalsource.com, hktdc.com dll. Di sana Anda bisa menemui produk-produk Cina yang khas, yakni produk yang mirip dengan produk yang sedang trend di dunia, dengan kualitas yang tidak kalah namun dengan harga yang lebih ekonomis.
Bagaimana dengan Indonesia? Walaupun virus B2B agak telat masuk ke Indonesia, ternyata B2B di Indonesia mencatatkan nilai transaksi yang cukup mencengangkan. Berdasarkan laporan showcaseindonesia.com, transaksi bisnis di terjadi di B2B marketplace Indonesia tercatat 250 juta USD di tahun 2009. Sungguh fantastis untuk ukuran Indonesia. Berdasarkan data dan fakta di atas, B2B market place menjadi sangat layak untuk Anda pertimbangkan untuk ekspansi bisnis dan mendongkrak omzet bisnis Anda. Seperti pada bisnis offline, untuk bergabung dalam komunitas B2B, Anda harus bergabung dengan ‘pasar’ online B2B yakni B2B market place. Di sana berkumpul para pelaku bisnis online atau pebisnis offline yang meng-online-kan bisnisnya, mulai dari hilir sampai hulu.
Jika tertarik, Anda bisa memulainya dengan salah satu B2B market place terbaik di Indonesia. Di portal bisnis tersebut Anda bisa mendaftar secara gratis dan mendapatkan banyak keuntungan dalam komunitas B2B. Setelah mendaftar, Anda bisa mempromosikan produk dan perusahaan Anda secara gratis pula. Iklan promosi Anda akan dilihat di seluruh dunia sepanjang waktu, tanpa Anda mengeluarkan budget tambahan untuk biaya iklan dan tenaga kerja baru. Dengan demikian pangsa pasar bisnis Anda akan semakin luas yang pada akhirnya akan mampu mendongkrak omzet bisnis Anda. Selain itu produk dan profil perusahaan Anda akan terindeks dalam search engine populer dunia seperti Google dan Yahoo, sehingga calon customer akan lebih mudah menemukan Anda sewaktu mereka mengetikkan kata kunci di search engine tersebut.
B2B Market Place sebagai Tools Analisa dan Strategi Marketing
Untuk bisa memenangkan market dan mencapai target penjualan, tentunya kita memerlukan tools untuk menunjang analisa sekaligus merancang strategi pemasaran. Nah, dengan bergabung dengan B2B Market Place, otomatis Anda akan memiliki ‘tools’ ini. Beberapa fitur menarik dalam web ini yang bisa dijadikan tools analisa pasar adalah adanya data tren pasar teraktual, identifikasi keinginan pembeli melalui fitur ‘Most Popular Search’ dan ‘Top Wish List’ dan ada juga fitur yang mencatat permintaan pembelian untuk produk-produk yang belum terdaftar dari calon pembeli. Satu lagi fitur yang tidak kalah penting, yakni proses audit yang dilakukan terhadap pembeli dan penjual (Secure Buyer and Supplier), sehingga Anda akan merasa aman dan nyaman bertransaksi di portal bisnis ini. Selain itu Anda juga bisa melakukan tagging terhadap produk-produk Anda, sehingga iklan Anda lebih terfokus dan tepat sasaran (Online Push Marketing)
Ya, penulis pikir memang banyak sekali keuntungan yang diperoleh jika Anda me-listing bisnis dan perusahaan Anda dalam komunitas B2B. Sebagai sebuah komunitas bisnis, B2B market place adalah direktori bisnis yang sangat besar dan merupakan perkumpulan supplier yang lebih aman dan terpercaya. Dengan demikian Anda bisa melihat bisnis apa saja yang ditampilkan di sana, sambil melihat peluang-peluang bisnis yang bisa Anda kembangkan. Yuk ikutan, demi ekonomi keluarga yang lebih sehat, demi ekonomi Indonesia yang lebih baik.
a Technopreneur – writer – Enthusiastic about learning AI, IoT, Robotics, Raspberry Pi, Arduino, ESP8266, Delphi, Python, Javascript, PHP, etc. Founder of startup Indomaker.com
Benar, Portal B2B China sangat maju. Mudah-mudahan Indonesia juga demikian.
amiin
mohon d jelaskan mengenai B2C, karena saya ingin tahu dan memutuskan memulai darimana, terimakasih 🙂
kalo B2C itu Business to Customers, artinya dari perusahaan jual retail langsung pelanggan