Tools Bikin Program Android dengan IDE Android Studio – Google Developer kini telah merilis IDE (Integratred Development Environment) baru, yakni Android Studio untuk menggantikan versi yang lama yakni ADT (Android Development Tools). Terakhir dirilis adalah versi 1.0.1. Ada sedikit perbedaan filosofi pemrograman antara versi lama (ADT) dan Android Studio. Perbedaan utamanya adalah adanya fitur baru yang bernama ‘Gradle’ yang mengatur semua dependency program android. Selain struktur file pemrograman juga banyak berubah, karena adanya fitur ‘Gradle’ tadi. Bagi anda yang terbiasa menggunakan ADT dengan Eclipse sebagai IDE-nya, mungkin agak kesulitan dalam mencari menu atau lokasi shortcut yang biasa Anda pakai dalam development. Tapi saya yakin dengan sering memakai tools ini, Anda akan semakin terbiasa dan cepat dalam membuat suatu program.
Tools Bikin Program Android dengan IDE Android Studio
Beberapa perbaikan sudah dilakukan namun ada juga beberapa hal yang menurut saya ada yang sedikit menyulitkan dalam proses development program Android. Sebelumnya Anda dapat mengunduh software gratis ini langsung di web resminya di http://developer.android.com/sdk. Ukurannya lumayan gede, yakni sekitar 850 Mb.
Seperti biasa, IDE Android akan meminta update Android SDK Manager yang dibutuhkan dalam proses compiling source code yang Anda bangun nantinya. Lagi-lagi ukuran file yang diunduh lumayan besar. Sebaiknya Anda mengunduhnya di tempat-tempat yang menyediakan koneksi internet gratis dan cepat, kalau tidak….hmm, kuota internet dan tagihan Anda bisa jebol 🙂
Baiklah, dalam artikel kali ini mungkin hanya akan memberikan ‘sneak preview’ alias perkenalan saja, bagaimana tampilan, fungsi, fitur-fitur utama dalam IDE development Android yang baru ini. Saya sarankan untuk segera beralih dari ADT ke Android Studio karena banyak fitur-fitur baru yang memudahkan Anda melakukan development program. Di antaranya wizard new project yang lebih bervariasi (blank, with fragment, tabbed, master-detail, login form, google map, google play, dll), support admob dengan library google play service yang terbaru, built in google cloud platform dan tentunya editor yang lebih ‘rich’ dan ‘smart’. Beginilah kira-kira tampilan IDE Android Studio, saya beri keterangan beberapa fitur/fungsi jendela/menu/shortcut yang ada di IDE ini.
Untuk kekurangan dari IDE Android Studio, sementara ini saya baru menemukan setidaknya tiga hal. yang pertama saat wizard bikin project baru, untuk mengatur icon launcher aplikasi tidak bisa, harus setelah wizard selesai didefinisikan. Yang kedua, running program di emulator terasa sangaaaat lambat 🙂 (kalo ini mah sama kayak pendahulunya 🙂 ). Yang ketiga, udah jelas makan memori banyak, Saya sampai upgrade RAM laptop saya menjadi 4 Mb hanya agar aplikasi Android Studio ini ngga lemot dan ‘layak digunakan’ 🙂
Sementara hanya sampai di sini ya, ntar di artikel mendatang akan coba saya beri panduan bagaimana membuat project Android dari IDE Android Studio ini. Selamat berkarya….
a Technopreneur – writer – Enthusiastic about learning AI, IoT, Robotics, Raspberry Pi, Arduino, ESP8266, Delphi, Python, Javascript, PHP, etc. Founder of startup Indomaker.com