Contents
Membuat pengukur tinggi badan dengan Arduino menurut saya tidaklah sulit dibuat. Mungkin kalau Anda sudah terbiasa menggunakan Arduino, Anda dapat membuatnya dalam 5 menit saja J. Ada beberapa metode pengukuran tinggi badan yang dapat dibuat sistem digitalisasinya. Pemilihan metode pengukuran akan berdampak pada sensor yang digunakan dan otomatis script handler-nya (sketch arduino) juga akan berbeda.
Dalam pikiran saya, setidaknya ada tiga metode pengukuran tinggi badan yang dapat Anda buat (kalau Anda punya ide lain, silahkan isi komentar, ntar saya review he he). Metode tersebut adalah.
- Metode mekatronik atau robotik
- Metode contactless / wireless
- Metode vision
Mari kita coba bahas satu persatu
Metode mekatronik/robotik
Metode ini lebih banyak menggunakan lengan mekanis dengan motor sebagai penggeraknya. Caranya, objek yang akan diukur tinggi badannya disuruh berdiri ke tempat yang telah disediakan. Kemudian lengan mekanis diturunkan perlahan dari atas ke kepala objek secara perlahan oleh motor DC. Ketika sudah sampai ke kepala objek, bagian bawah lengan mekanis yang sebelumnya sudah dipasangi limit switch akan menghentikan laju motor DC ketika limit switch tersebut mengenai kepala. Sedangkan cara mendapatkan tinggi badan dapat dilakukan (setidaknya) dengan 2 metode lagi yakni.
1. Menggunakan sensor rotary potensiometer
Tinggi badan didapatkan dengan cara menghitung tegangan yang dihasilkan pembagi tegangan antara kaki-kaki rotary variabel potensiometer yang terhubung (direct coupling) dengan motor DC. Sebelumnya buatlah rumus atau tabel yang berisi formula/data penghitungan tinggi badan berdasarkan tegangan yang dihasilkan rotary potensiometer.
2. Menghitung langkah (step) dengan motor stepper
Jika menggunakan metode ini Anda harus mengganti motor DC dengan motor stepper sebagai penggerak lengan mekanis. Tinggi badan didapat dengan menghitung berapa langkah yang telah ditempuh motor stepper sebelum limit switch mengenai kepala objek yang diukur tinggi badannya.
Kelebihan menggunakan metode mekatronis seperti di atas adalah relatif mudah dibuat. Namun kekurangannya, seperti pada sistem mekanik lainnya, relatif membutuhkan perawatan lebih untuk bagian mekaniknya seperti motor, lengan mekanik, gir, conveyor dll.
Metode contactless / wireless
Jika pada metode pertama, sensor harus mengadakan contact langsung dengan objek yang diukur (limit switch harus mengenai kepala objek), maka metode kedua ini tidak memerlukannya (contactless/sensor tidak perlu bersinggungan langsung dengan objek). Salah satu sensor yang dapat Anda gunakan untuk kebutuhan adalah sensor ultrasonik. Sensor ini ditempatkan di atas objek dan digunakan untuk menghitung jarak antara tempat sensor dan posisi teratas objek (kepala). Setelah mendapat jarak antara sensor dan kepala, maka tinggi badan dapat dengan mudah Anda dapatkan dengan cara mengurangkan ketinggian sensor dengan jarak sensor-kepala (l = t2 – t1). Ilustrasi gambar mungkin bisa lebih memperjelas pemahaman Anda.
Kelebihan metode ini terletak pada sistem contactless/wireless-nya sehingga objek tidak merasa tersakiti secara fisik. Selain itu perawatannya relatif lebih mudah ketimbang metode pertama yang mekanis. Kekurangannya mungkin terletak pada sensor yang harus fix penempatannya, tidak bisa dipindah-pindah. Ketika dipindah, Anda harus mengkalibrasinya ulang.
Metode vision
Sesuai namanya, metode ini membutuhkan kamera untuk ‘melihat’ objek. Setelah objek memenuhi parameter pengukuran, objek di-capture dan dianalisa ketinggiannya dengan rumus tertentu (penghitungan sudut dan trigonometri). Jika Anda ingin menggunakan metode ini, Anda dapat memanfaatkan library/SDK (Software Development Kit) OpenCV yang berbasis opensource. Jadi Anda tidak perlu menuliskan subrutin from the scratch melainkan cukup memanfaatkan subrutin yang sudah jadi dalam library ini.
Kelebihan menggunakan metode ini adalah sederhananya sistem/hardware yang diperlukan, yakni cukup kamera saja (dan kontrollernya, tentu saja). Sedangkan kekurangannya adalah script yang menangani metode vision cukup rumit jadi Anda harus extra fight untuk menguasai teknologi ini.
Dari ketiga metode di atas, saya akan memberikan contoh pembuatan alat pengukur tinggi badan dengan Arduino menggunakan metode kedua. Metode kedua ini saya pilih mengingat kemudahan dalam pembuatannya. Ntar saya update di artikel berikutnya ….
a Technopreneur – writer – Enthusiastic about learning AI, IoT, Robotics, Raspberry Pi, Arduino, ESP8266, Delphi, Python, Javascript, PHP, etc. Founder of startup Indomaker.com