Akhirnya kesampaian juga trial WIFI over Picocell. Yang dimaksud Picocell adalah BTS (Base Transceiver Station) GSM dengan coverage yang relatif kecil dan terbatas. Implementasi picocell biasanya pada gedung-gedung atau mall-mall. Sedangkan band frekuensi yang digunakan biasanya adalah DCS 1800 MHz untuk GSM dan 2100 MHz untuk 3G. Jadi kalau Anda masuk ke gedung perkantoran atau parker suatu mall dan tidak mendapat sinyal handphone berarti belum ada picocell di sana 🙂
Sekarang kita akan mencoba meng-inject sinyal WIFI ke dalam sistem antenna picocell agar user dalam gedung/mall bebas menggunakan hotspot WIFI untuk browsing internet atau sekedar update status facebook, chatting atau aplikasi online lainnya. Seperti kita ketahui bahwasanya WIFI beroperasi di frekuensi 2,4 Ghz atau 2400 MHz. Dan kita akan ‘memasukkan’ frekuensi ini ke dalam sistem feeder-antenna GSM yang beroperasi di frekuensi 1800 – 2100 MHz. Untuk keperluan ‘mencampur’ frekuensi ini dalam satu sistem feeder maka kita membutuhkan sebuah combiner/coupler dengan range frekuensi yang lebar (multi band) agar dapat mengadopsi semua frekuensi di dalamnya termasuk frekuensi WIFI. Jadi combiner multi band ini adalah kunci keberhasilan trial WIFI over Picocell ini.
Combiner ini kita pasang di paling ujung sebelum masuk ke sistem feeder-antenna GSM, dengan satu input dari frekuensi GSM (1800/2100 MHz) dan input lainnya dari Access Point (pemancar) WIFI dengan frekuensi 2400 MHz. Berikut ini gambar topologi/konfigurasi jaringan WIFI over Picocell yang berhasil penulis implementasikan.
Internet dari WAN akan diubah ke dalam protocol PDH (Pleisyncronous Digital Hierarchy) dengan satuan E1 menggunakan converter Eth to E1, karena transport data yang digunakan adalah melalui transmisi yang digunakan oleh operator GSM (PDH cloud). Di sisi BTS picocell, output dari PDH cloud dikonversikan lagi menjadi protocol Ethernet menggunakan converter E1 to Ethernet dan diterima router untuk dibuat route table-nya agar data dapat di network dibelakangnya. Dari router, data kemudian masuk ke access point yang berfungsi sebagai pemancar sinyal WIFI kemudian masuk lagi ke multi band combiner untuk bersama-sama dengan frekuensi GSM masuk ke sistem feeder-antena indoor. Jadi kesimpulannya, internet dari WAN nantinya akan bisa diakses user yang berada dalam coverage picocell yang mendapat sinyal WIFI dari antenna indoor picocell. User yang ingin mengakses internet melalui WIFI over Picocell ini tentunya harus menggunakan dongle WIFI receiver (sekarang ini kebanyakan gadget seperti laptop dan smartphone sekarang sudah built in di dalamnya).
Gambar di atas menunjukkan SSID yang tertangkap oleh Blackberry handset yang diaktifkan WIFI-nya. 7G-Spot maksudnya : 7=sapta, G=ji (bahasa inggris) jadi 7G-Spot artinya “Saptaji-hotspot” 🙂
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi WIFI over Picocell ini adalah power dari access point yang digunakan agar sinyal yang diterima end user cukup besar, jumper/konektor dari masing-masing perangkat yang digunakan dan loss dB akibat penggunaan combiner/splitter dalam sistem feeder-antena GSM.
Keuntungan dari implementasi WIFI over Picocell ini adalah dari sisi instalasi lebih simple karena hanya cukup memasang satu access point WIFI di dekat BTS picocell, tanpa perlu memasang access point repeater dan menarik kabel Ethernet lagi ditiap lantai gedung. Dan dari sisi end user tentunya lebih diuntungkan karena memiliki lebih banyak pilihan free hotspot internet untuk melakukan aktivitas online jika sedang berkunjung ke suatu gedung atau mall.
a Technopreneur – writer – Enthusiastic about learning AI, IoT, Robotics, Raspberry Pi, Arduino, ESP8266, Delphi, Python, Javascript, PHP, etc. Founder of startup Indomaker.com
Dear Mas Saptaji, terkait dengan artikel mas aji, Wifi ofer picocell, untuk antenna picocell yang mas aji gunakan range band nya berapa sampai berapa ?, karena antenna sectorial pada umumnya, range 2.4 tidak tercover
trims
pakai antena yg buat RBS 3G mas, spesifikasinya 2100 MHz (lebih dekat dg 2,4 Ghz)
Salam,
Mas Saptaji,saya tertarik untuk mencoba, untuk perangkat nya beli di mana yaa.. mohon info nya mas.
Trims
edy prasetya
[email protected]
bisa dibeli di toko2 wireless terdekat
Mas, saya mau tanya. Di ataskan setidaknya udah di jelaskan secara garis besar keunggulan/keuntungan pakai wifi over picocell ini. kalau kerugian dan kekurangannya itu kira2 apa ya?
Terima kasih 🙂
kekurangannya butuh power gede buat pemancar wifi-nya mbak, krn loss kabel/feeder cukup besar karena panjang dan banyak sambungan
Mas saptaji, saya terbantu dgn info ini, bsa minta contact nya,
Ini email saya [email protected]
Tolong mas, makasih
diskusi di sini aja mas
Utk access point nya sndiri, konfigurasi nya sudah ada yg langsung bisa ke operasi picocell, atau access point yg ada di setel ke konfigurasi wifi picocell mas?
jadi gini mas, picocell ini kita manfaatkan jaringan feeder kabel sampai antenanya aja. Nanti kita pasang semacam combiner di ujung feeder, jadi feeder ini bisa digunakan operator BTS dan access point kita. Jadi istilahnya, kita bermain di physical layernya aja. Mengenai konfigurasi access point seperti konfigurasi hotspot biasa, ga ada hubungannya dengan BTS picocell
Utk access point nya, ad saran ga mas yg tipe apa?
Lalu bila menggunakan antena omni bukan antena pico, apa kemungkinan bisa?
bisa aja mas. Intinya cari antena dg spek frekuensi wifi (2.4GHz). Kenapa pake picocell bisa, karena antena bts picocell (dan lainnya) yg udah 3G itu frekuensinya lebar, 2,2 – 2,4 Ghz
Kalo utk aces point nya mas? Bisa tipe apa aja? Atau mas saptaji afa saran? Saya berminat implementasi kan juga namun dgn antena lain
Kemudian apa bisa menggunakan antena lain? Di luar antena picocell sndiri?