Selepas berkunjung ke wisata edukatif Legoland di kota Johor Bahru, keesokan harinya kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke ibukota Malaysia yakni Kuala Lumpur. Dari Johor Bahru yang terletak di sebelah selatan Malaysia (berbatasan dengan Singapura) menuju Kuala Lumpur dapat ditempuh melalu perjalanan darat kurang lebih selama 8 jam. Dari hotel kami naik bus melalui terminal Larkin dengan tiket seharga RM 31 atau sekitar 115 ribu rupiah. Bus di sini termasuk unik dengan model tingkat dan tempat duduk yang lumayan lega dengan komposisi 2-1 (2 seat di samping kiri-1 seat di samping kanan) masing-masing di ‘lantai’ 1 dan ‘lantai’ 2. Mungkin termasuk bis eksekutif kali ya…
Singkat kata sampailah kami ke Terminal Bersepadu Selatan. Sekali lagi harus kami akui bahwa terminal utama di Malaysia ini jauh representatif dari semua terminal bus di Indonesia. Di sini semua sistemnya seperti bandara, jadi ada boot ticketing, check in counter, terminal keberangkatan dan kedatangan yang representatif. Sedih juga rasanya membayangkan kondisi di tanah air, tapi ketika tulisan ini dibuat katanya sudah berdiri dan beroperasi terminal bus modern di Manggarai Jakarta. Semoga saja.
Dari Terminal Bersepadu Selatan kami naik taxi menuju hotel di daerah Pudu Raya. Sebenarnya Terminal Bersepadu Selatan terintegrasi dengan MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rapid Transit) dan kereta monorel ke arah kota, tapi berhubung belum berpengalaman kami cari aman dulu dengan naik Taxi (tapi setengah jam kemudian kami menyesal kenapa tidak naik LRT aja karena hotelnya berada tepat di depan station MRT Pudu Raya he he he). Setelah menyelesaikan administrasi hotel kami segera merencanakan perjalanan wisata kami di Malaysia. Pilihan jatuh pada landmark Malaysia yakni menara kembar Petronas di daerah yang tenar disebut dengan KLCC (Kuala Lumpur City Center). Selain waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 waktu setempat juga ada informasi bahwa tiap pukul 21.00 ada pertunjukkan spektakuler air mancur yang berwarna warni di halaman belakang menara Petronas.
Kalau dari MRT Station Pudu (ST12) untuk menuju KLCC station (KJ10) Anda dapat naik MRT arah Sentul Timur, namun berhenti di interchange station di station ‘Masjid Jamek’. Dari station ini Anda harus pindah ke LRT kea rah station ‘Gombak’ dan berhenti di station ‘KLCC’. Untuk lebih jelasnya dapat Anda lihat di peta MRT Malaysia pada gambar di bawah (untuk peta yang lebih lengkap dapat Anda cari di google). Perhatikan pula bahwa tiap station, MRT beroperasi di dua jalur (kanan dan kiri) dengan arah berlawanan, jadi pastikan arah Anda sudah benar dengan melihat petunjuk di station setempat. Tapi misalkan pun Anda salah arah, Anda dapat turun di station tersebut dan langsung naik ke station yang arahnya berlawanan. Untuk tiket, jangan khawatir karena MRT/LRT hanya mengenal single ticket journey, jadi Anda hanya dapat keluar di gerbang station tujuan Anda (saat beli tiket di vending machine Anda akan diminta menunjukkan tujuan Anda) dan tidak dikenakan biaya jika salah naik jalur MRT/LRT.
Sesampainya di KLCC station kami ishoma (istirahat-sholat-makan) dulu di warung sekitar. Menu khasnya : Ayam Tandori. Hmm lumayan juga buat lidah Jawa seperti kami :). Setelahnya, kami berjalan kaki menuju Petronas Twin Tower yang memakan waktu sekitar 10 menit. Waktu itu jam sudah menunjukkan 20.30 sehingga tak memungkinkan kami untuk naik ke atas tower yang pernah menjadi yang yang tertinggi di dunia sebelum dikalahkan Burj Khalifa Dubai. Akhirnya kami hanya menikmati suasana malam di taman di belakang menara Petronas. Di area yang tidak begitu luas terdapat sebuah taman lengkap dengan kolam dan air mancurnya. Peran teknologi Nampak di sini karena air mancur tadi dibalut dengan sinar warna warni yang nampak indah di malam hari. Tak luput kami mengabadikan momen yang indah ini dengan berfoto ria bergantian.
Dan ketika pukul 21.00 pertunjukan yang kami nantikan akhirnya dimulai. Dengan diiringi lagu barat yang entah apa judulnya, air mancur diaransemen gerakannya hingga seperti para penari yang lemah gemulai menari membentuk koreografi pertunjukan yang spektakuler mengikuti irama lagu. Saya sempat merekamnya namun sayang hanya sekitar 30 detik di akhir lagu :(. Sisanya hanya tersisa di memori di kepala yang entah sampai kapan masih bisa mengingatnya….. (videonya dapat Anda lihat di bawah)
www.youtube.com/watch?v=n_JzYoO4Vvg
www.youtube.com/watch?v=aRRpDOVW-Jw
Sekitar 10 menit air mancur selesai, kami pun pulang ke hotel naik LRT/MRT kembali. Sambil bergumam dalam hati, saya pun berkata, “Kenapa ya untuk desain wisata artificial (buatan) seperti ini tidak ada di Indonesia? Bukankah teknologi kita sebenarnya tidak kalah dari Malaysia?” Saya yakin pemerintah Indonesia sanggup membuat pertunjukan seperti itu, yang diperlukan hanya kemauan dan kerja keras serta dukungan dari masyarakat luas. Semoga !
a Technopreneur – writer – Enthusiastic about learning AI, IoT, Robotics, Raspberry Pi, Arduino, ESP8266, Delphi, Python, Javascript, PHP, etc. Founder of startup Indomaker.com