Kesempatan berkunjung ke Beijing China, tak saya sia-siakan untuk mencari souvenir yang khas China. Setelah mencoba mencari- cari pasar tradisional yang dekat hotel, akhirnya ketemu juga sebuah pasar tradisional yang menjual berbagai pernik-pernik dan makanan khas China. Pasar ini berada di dekat distrik Dengshikou, yakni sebuah distrik sebelah timur Forbidden City (Kota Terlarang).
Berjalan sekitar 10 menit dari hotel sambil menahan dingin yang menusuk tulang, akhirnya ketemu juga yang dicari-cari di sini. Sama halnya pasar tradisional di Indonesia, ada tawar menawar di sini. Apalagi tahu bahwa kita bukan orang lokal pasti harganya akan dinaikkan beberapa kali lipat. Pengalaman saya, jurus ampuh untuk menawar adalah pura-pura meninggalkan lokasi kalau harga sudah tidak bisa ditawar lagi. Cara ini cukup ampuh juga ternyata he he. Bahasa komunikasi juga menjadi hambatan tersendiri. Beberapa pedagang ada yang mahir bahasa Inggris, namun banyak juga yang sama sekali nggak bisa. Akhirnya kamus google translate pun dikeluarkan. Sambil menunjukan hasil terjemahan di smartphone, beberapa barang incaran pun didapat dengan harga yang cukup murah. Sebuah topi anak-anak China lengkap dengan kuncir rambut dibelakangnya bisa diperoleh dengan harga 5 yuan atau sekitar 10 ribu rupiah, setelah ditawarkan cukup tinggi oleh penjualnya sekitar 30 yuan.
Selain souvenir khas ternyata ada satu pandangan yang tak umum di pasar tradisional china ini. Apa itu? Nantikan tulisan berikutnya 🙂
a Technopreneur – writer – Enthusiastic about learning AI, IoT, Robotics, Raspberry Pi, Arduino, ESP8266, Delphi, Python, Javascript, PHP, etc. Founder of startup Indomaker.com