Detektor tegangan PLN digunakan sebagai sensor ada tidaknya tegangan 220 VAC yang masuk ke rangkaian. Detektor ini banyak digunakan untuk sistem pengendali genset-PLN pada sebuah gedung yang biasa disebut dengan AMF (Automatic Mains Failure). AMF biasanya dijual mahal, tapi kali ini saya akan coba bikin sendiri AMF dengan Arduino yang tentunya akan me-reduce jauh cost produksinya. Berhubung masih dalam proses riset, artikel kali ini hanya akan membahas tentang deteksi / sensor ada tidaknya tegangan PLN. Kalau sistem AMF sih, begitu PLN off, sistem akan langsung menyalakan genset setelah beberapa detik (yang ini ntar dulu yach 🙂 ).
Oke, untuk hardware sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya yakni Sensor / Detektor Tegangan AC 220V Sederhana dengan Optocoupler H11AA1.  Artikel ini saya pikir sudah cukup jelas membahas tenang komponen yang dibutuhkan, gambar rangkaian dan cara kerja sistem detektor. Kali ini saya akan membahas handling logika dari output sensor oleh Arduino sebagai pusat kendali. Sesuai judul, Anda dapat melakukannya dalam waktu 5 menit saja. Tapi dihitung dari selesai bikin sensor ya, he he he. Tapi bikin sensornya saya rasa bisa langsung dibikin dalam waktu 5 menit juga (lihat gambar rangkaian pada artikel sebelumnya).
Oke, untuk melakukan handling sensor tegangan PLN dengan Arduino caranya cukup mudah. Anda hanya perlu IDE Arduino dan salin contoh program berikut ini.
/* deteksi PLN sederhana sensor hrs bener lo */ int sensorPLN = 2; int statusPLN =0; void setup() { pinMode(sensorPLN, INPUT); pinMode(13, OUTPUT); // initialize serial communication: Serial.begin(9600); } void loop() { delay(300); if (digitalRead(sensorPLN)==LOW && (statusPLN==0)) { Serial.println("PLN ON"); digitalWrite(13, HIGH); statusPLN=1; } else { if (digitalRead(sensorPLN)==HIGH && (statusPLN==1)){ Serial.println("PLN OFF"); digitalWrite(13, LOW); statusPLN=0; } } }
Kalau udah disalin ke IDE Arduino, langsung aja diupload ke Arduinonya (tekan tombol ‘Upload’ atau Ctrl+U). Kalau sudah berhasil mengupload program sekarang tinggal dilihat hasilnya. Untuk melihat hasilnya ada dua cara, bisa lihat dari led internal board Arduino (terhubung dengan pin 13) atau bisa dilihat dari jendela Serial Monitor (menu Tools | Serial Monitor). Kalau pakai cara melihat LED pin 13, tinggal dilihat kalau PLN on, LED akan nyala dan sebaliknya jika PLN off LED akan mati. Jika menggunakan metode Serial Monitor, harusnya ada status PLN ON –PLN OFF tertampil di sana. Kalau belum ada coba cek baudrate Serial Monitor (ada di pojok kanan bawah jendela Serial Monitor). Baudrate harus berada di angka 9600 sesuai dengan settingan pada program. Ohya, jangan lupa, output sensor dari gambar rangkaian pada artikel sebelumnya, harus dihubungkan dengan pin no 2 ya, sesuai dengan inisialisasi pada contoh program di atas.  Jadi yang perlu Anda perhatikan adalah baris program sebagai berikut
int sensorPLN = 2; Â ==> pin 2 adalah input Arduino dan dikoneksikan dengan output sensor
Serial.begin(9600);  ==> settingan komunikasi serial buat agar terbaca di terminal client semacam ‘Serial Monitor’, putty, atau hyperterminal.Â
Gimana? Asyik kan ‘bermain’ dengan Arduino?
Â
Update: Kini sudah ada modul/sensor detektor tegangan PLN yang sudah jadi. Silahkan beli di sini. Artikel terbaru dapat di baca di sensor tegangan AC
a Technopreneur – writer – Enthusiastic about learning AI, IoT, Robotics, Raspberry Pi, Arduino, ESP8266, Delphi, Python, Javascript, PHP, etc. Founder of startup Indomaker.com
Setelah sukses bikin AMF dengan PLC (Omron), saya baru mulai berpikir untuk bikin dengan Arduino. Hasil browsing, ternyata Mas Aji sudah memulai dengan membagi ilmunya.
Salut..
Maju terus anak negeriku….
Kalo bikin AMF dgn PLC atau smart relay Zen atau Zelio itu mudah.
Tp dgn mikrokontroller, membuat sy menggerutu.. Dr jaman kulian ampe skrg, bljr barang itu gak ngudeng2.
tiap orang beda2 mas 🙂
makasi sekali lagi buat mas aji, dapet pencerahan lagi. kalau misalnya detektor tengangan ditambahin frekuensi gimana jadinya ya mas..?? data frekuensinya diambil dari sensor teganganya.
cb baca di sini mas http://saptaji.com/2014/04/11/5-menit-bikin-alat-pengukur-frekuensi-dengan-arduino/
trimakasihi mas ajie. sudah saya coba, alhamdulillah berhasil. saya mau nanya lagi mas, kan gini mas saya nyoba kontrol relay dengan trigger waktu pakek modul RTCDS3232, iseng2 saya nambahin script baca tegangan, tapi kenapa tegangan dari modul RTC yang kebaca mas. bukan dari sensor tegangannya. padahal port analognya beda, tolong pencerahannya mas, kira2 salahnya dimana ya
coba dicek lg script-nya terutama yg analogRead(xx). Nah, xx ini coba dicek apakah sudah sesuai dengan koneksi kabelnya yang dari sensor tegangannya
alhamdulillah sudah bisa mas. ternyata waktu saya coba kabel konektornya putus
kerenn.. penjelasannya langsung mudah dipahami
salam robotika dan mikrokontoler.
setelah berhasil membuat seperti tutorial dari mas ajie. sekarang saya penasaran gimana caranya supaya data-data seperti misalnya tegangan, frekuensi dan status bisa di rekam dengan matlab. supaya bisa di simpan. kira-kira gimana ya mas.
di matlab ada plugin khusus untuk komunikasi dengan arduino via port serial